STEROID  

Sabtu, 25 Oktober 2008

Steroid Dari Masa ke Masa

Steroid itu sama halnya dengan "Mengejar citra maskulin lewat jalan pintas" atau
cara yang ditempuh untuk membuat badan kekar dan berotot tanpa melakukan olahraga.

STEROID dari Masa ke Masa
Penelitian tentang steroid awal mulanya dilakukan seorang ilmuwan bernama Berthold
pada tahun 1849.Ketika itu, ia ingin membuktikan rasa penasarannya tentang steroid,
berikut fungsinya dalam metabolisme tubuh.

Berthold lalu melakukan uji coba pada ayam jantan muda. Ia membuang testis ayam tersebut
dan melihat adanya perbedaan karakteristik pada ayam itu termasuk fungsi-fungsi seksualnya
setelah diberi perlakuan itu. Penelitian Berthold itu kemudian menjadi fondasi utama perkembangan
steroid selanjutnya.

Sekitar satu abad kemudian, tepatnya pada tahun 1936, Ilmuwan lain bernama Ruzicka mulai melakukan
sintesis produksi testeron dari kolestrol sebagai mana yang pernah dilakukan ilmuwan lainnya
yaitu Butenand dan Hanisch. Berawal dari penelitian Ruzicka itulah, konon, Nazi yang dipimpin
Adolf Hitler menggunakan steroid untuk memperkuat kondisi fisik pasukannya.

Ditahun yang sama, penggunaan testosteron untuk meningkatkan berat badan anjing peliharaan marak juga dilakukan.

Tahun 1948-1954, dua perusahaan obat-obatan yaitu Searle dan Ciba tertarik melakukan eksperimen terhadap
ribuan sintesis testosteron. Hasil penelitian mereka kemudian diikuti dengan banyaknya penggunaan steroid pada
atlet-atlet Olimpiade. Termasuk atlet-atlet Uni Soviet yang ketika itu sangat mendominasi jalannya olimpiade
dan banyak memecahkan rekor dunia.


Pada tahun 1956, Amerika Serikat mulai mengikuti jejak Uni Soviet yang menggunakan
steroid bagi para atletnya. Dengan bantuan perusahaan Ciba, Amerika mengembangkan steroid
yang lebih baik dari pada testosteron yaitu methandostrenolone atau dianabol.

Pada tahun 1967, Komite Olimpiade International (IOC) mulai menerapkan larangan penggunaan
steroid pada atlet-atlet Olimpiade yang diikuti dengan pelarangan penggunaan steroid
oleh berbagai organisasi olahraga pada tahun 1970.

Pada tahun 1982, IOC memberlakukan tes yang dinamakan testosteron: epitosterone
pada setiap atlet sebelum bertanding.

Pada tahun 1988, lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika (FDA)
memasukkan steroid sebagai obat resep yang dibatasi penggunaannya.

Pada tahun 1990, steroid banyak digunakan sebagai suplemen pada orang-orang
berpenyakit AIDS dan kanker karena bisa mempertahankan kondisi tubuh.

PAKAI STEROID DAPAT MEMBUAT KITA IMPOTEN

Di zaman ini, semua dituntut serba cepat. Harus ada jalan pintas untuk memperbesar
otot. Kebetulan steroid dan bermacam suplemen yang mengandung steroid tersedia bebas dan mudah ditemukan.
Kegunaan lain zat yang bernama anabolic steroid itu bisa menjadi obat ampuh untuk mengatasi peradangan dan meredakan rasa nyeri.
Namun, steroid juga dikenal ampuh sebagai peningkat massa tulang
dan kekuatan otot.

Dalam dunia olahraga, steroid jelas diharamkan. Penggunaan steroid bisa membuat otot jadi kuat.
Otomatis pergerakan para atlet akan lebih cepat dan gesit. Selain dianggap sebagai doping, anabolic steroid
juga dilarang karena sangat berbahaya bagi tubuh sipemakai. Akumulasi dari penggunaan steroid secara
terus-menerus akan berimbas fatal bagi organ ginjal dan jantung.

Dampak yang paling ringan bagi pemakai steroid yaitu timbulnya jerawat di wajah.
Yang terberat yaitu kerusakan jantung dan rusaknya hati.

Dalam dunia medis, steroid sangat dibutuhkan, misalnya saja digunakan untuk membesarkan otot pasien
yang mengecil lantaran terauma oleh berbagai sebab. Namun diluar fungsi medis, steroid membahayakan jika
digunakan asal-asalan, steroid bisa dikatakan ibarat pisau, berguna bila digunakan dengan tepat,
tetapi juga berisiko bila dipakai asal-asalan.

EFEK SAMPING YANG BISA MUNCUL AKIBAT PENGGUNAAN STEROID

1. Steroid justru menekan fungsi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
resiko infeksi
2. Saat diminum, steroid justru menyebabkan gastritis (mag), jika dibandingkan
dengan obat nonsteroid anti-inflammation disease (NSAID).
3. Kadang-kadang, steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi,
terutama di paha,dan menyebabkan nyeri degeneratif yang disebut avascular necrosis.
4. Dalam penggunaan jangka panjang, steroid dapat mengurangi massa tulang
dan meningkatkan resiko patah tulang.
5. Penggunaan jangka panjang, juga menekan fungsi kelenjar adrenal. Akibatnya,
kemampuan tubuh untuk merespons stresor emosi dan rasa sakit fisik
berkurang.
6. Kebanyakan steroid bakal melepas lemak dan cairan di tubuhnya dan akan
tetap demikian meski sudah menghentikan steroid.


AddThis Social Bookmark Button

Email this post


1 komentar: to “ STEROID

  • triejie
    27 Oktober 2008 pukul 23.11  

    untuk widget atau gadget bisa liat dari blogku. pilih kemudian link ke sana habis itu cari sign up nya. copy paste listing ke tempat widget di blog kamu. contoh buat shoutmix. sorot tulisan "shoutmix chat" pada pojok kiri atas. triejie

 

Design by Amanda @ Blogger Buster